Warga Rukem Diduga Gangguan Jiwa Meresahkan Warga

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Warga Dusun Rukem RT 01 RW 03 Desa Kemiri Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi bernama Mashuri sekira 42 tahun. Jumat 06/03/2020, telusuri jalan desa sambil acung-acungkan golok (pisau) membuat warga resah. Kabarnya, Mashuri mengalami gangguan kejiwaan dan sudah bolak-balik keluar masuk PKJM Licin.

Sayangnya si Mashuri belum sepenuhnya normal kejiwaannya, sewaktu-waktu ada persoalan kecil kambuh dan meresahkan warga sekitar. Kali ini Mashuri harus ditangani oleh pihak Bhabinkamtibmas Kemiri Aiptu Didik Sudarmanto, SH dan anggota Polsek Singojuruh Bripda Puguh Prayogo, karena ulahnya telah membuat seorang bocah anak tetangganya bernama Aisyah umur sekira 4 tahun. Mengalami luka bocor pada bagian kepalanya dan harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Sebagaimana disampaikan oleh Bhabinkamtibmas (BBKTM) yang juga Kanit Bimas Aiptu Didik Sudarmanto, SH, sekilas kronologis kejadian.

“Asalnya setiap ada warga mandi di kali yang kebetulan tidak jauh dari Mashuri tinggal, suka lempar-lempar pakai batu ke arah warga yang sedang mandi itu. Nah kebetulan kali ini lemparan batu Mashuri mengenai kepala bocah kecil usia 4 tahun bernama Aisyah dan mengalami luka bocor. Mengetahui kepala anaknya bocor dan berdarah, Pak Yusuf orang tua Asiyah tidak terima sempat terjadi saling lempar batu antara Pak Yusuf dengan Mashuri. Emosi memuncak Mashuri entah dapat dari mana pegang dua golok (pisau) kerja kejar Pak Yusuf yang sedang keburu bawa anaknya ke Puskesmas. Dan dijalan setiap ketemu warga Mashuri ini beringas seolah hendak menyerang. Karena sikapnya yang membahayakan terpakasa kita tangani”, jelas Aiptu Didik Sudarmanto, SH.

Lebih lanjut pantauan media BBKTM Aiptu Didik bersama Bripda Puguh dan Kepala Dusun Rukem Mujiono. Bertemu Kepala Desa Kemiri Panti Utomo dan Ketua BPD Kemiri Adi Cahyono, S.Sos.,SH.,MH berunding terkait penanganan Mashuri yang dinilai meresahkan warga. Sekilas terdengar dalan perundingan mereka, Mashuri akan dibawa ke PKJM Licin. Namun masih ada kendala karena tidak ada keluarga yang bisa dihubungi untuk diajak musyawarah.

Menurut Kades Panti Utomo, untuk sementara waktu sembari menunggu proses lebih lanjut, Mashuri akan selalu dipantau dan dilakukan pengawalan. Karena khawatir kalau orang tua Aisyah (Yusuf) pulang, Mashuri tahu-tahu bereaksi aneh lagi. Hal senada juga disampaikan oleh Adi Cahyono selaku Ketua BPD, bahwa keselamatan dan kenyamanan warga diutamakan. Kalau memang Mashuri lepas kendali dan membahayakan masyarakat lain, meski tanpa persetujuan keluarganya berkoordinasi dengan pihak kepolisian dilakukan upaya pengamanan. (rh35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *