Pembatasan Sosial Membuat Pasar Wit-Witan Alasmalang Bermuram Durja

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Siapa yang tak kenali Pasar Wit-Witan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Viral di media sosial (medsos) keistimewaan keberadaan Pasar Wit-Witan punya daya tarik pengunjung luar biasa. Ragam kuliner dan tempatnya yang asri alami jadi pemikat membuat orang ingin kembali lagi.

Pantauan media sebelum situasi kondisi berubah karena dampak Covid-19, Pasar Wit-Witan yang dihuni sekitar 75 orang pedagang/pelapak kuliner itu. Seolah selalu lempar senyum kebahagiaan dengan tatapan secercah harapan ke depan. Namun kini “Bermuram Durja”, jangankan tatap harapan, sedikit saja lempar senyum tak mampu lagi. Hari Minggu yang biasanya jadi hari penantian sangat menjanjikan penghasilan para pelapak, sekarang jadi Minggu kelabu nan lesu.

Sebagaimana disampaikan oleh salah satu Pedagang/Pelapak Pasar Wit-Witan inisial “SS” saat dimintai tanggapannya sehubungan sudah ber minggu-minggu tak berjualan di Pasar Wit-Witan.

“Aduh paak..,sudah gak dapat penghasilan, padahal dengan adanya Pasar Wit-Witan bisa nambah pemasukan yang bisa dijagakno (diandalkan) walaupun satu minggu satu kali sangat membantu pak. Mulai Pasar Wit-Witan ditutup gak ada pemasukan. Jualan di rumah dan jalanan juga sepi. Tapi pasar-pasar harian, Rogojampi, Gendoh, Songgon tetap ramai, pengunjung saya ketahui juga banyak yang gak pakai masker ya gak ada jaga jarak kayak biasanya”, keluhnya sedikit kesal.

Akbar Ketua Pokdarwis Desa Alasmalang dimintai tanggapannya tentang Pasar Wit-Witan dikonfirmasi enggan memberikan keterangannya. Kepala Desa Alasmalang juga sama dikonfirmasi masih belum ada respon.

Pelapak yang lain inisial “SW” menuturkan, “Kalau saya manut Pokdarwis saja mas, suruh buka ya buka mas”, tuturnya. (rh35).

Pos terkait