Nadzarkan Nyawa Demi Keselamatan Nyawa Rakyat Banyuwangi Dari Wabah Covid-19

Kabaroposisi.net (Banyuwangi)

Posko gagasan para Wartawan/Jurnalis gabungan dari beberapa media Banyuwangi Wilayah Barat ini diakui atau tidak, telah memberi manfaat luar biasa. Yaitu berkontribusi terhadap upaya Pemerintah terutama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi.

Tentu tak semua orang bisa melakukan hal sama seperti yang dilakukan para Wartawan Banyuwangi wilayah Barat diantaranya Moch. Sholeh, Suha Rifai, Anis Setiawan, dan Wahyu Nurhidayah. Memang beberapa waktu terakhir ke 4 rekan Wartawan/Jurnalis tersebut tidak terlihat aktif dalam profesinya, diketahui ternyata lebih memilih jadi Relawan Kemanusiaan.

Sekilas kisah disampaikan oleh Moch. Sholeh asal muasal dibentuknya Relawan Posko Observasi Mudik Covid-19 Terpadu.

“Perlu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ketahui, kami empat sekawan yang jadi Relawan Pencegahan Covid-19 di Posko Mudik Observasi Terpadu Banyuwangi barat adalah berprofesi Jurnalis. Kami berempat merespon kondisi betapa bahayanya Corona sepakat mendirikan Posko di perbatasan di sekitar patung Gandrung ikon Banyuwangi Gunung Gumitir bersama-sama Forpimka Kalibaru. Yang akhirnya Posko dipindah ke Jembatan Timbang Kalibarumanis dan selanjutnya diambil alih oleh Gugus Tugas Kabupaten”, urai Moch. Sholeh.

Salah satu dari mereka, Suha Rifai ketika ditanya apa yang menjadi tekad dirinya dan rekan-rekannya sebagai Relawan lawan Virus mematikan itu.

“Kami sepakat dan bertekad nyawa kami berempat, kami nadzarkan untuk Rakyat Banyuwangi khususnya warga masyarakat Kalibaru. Ini kami lakukan demi keselamatan dan kesehatan mereka dari wabah Virus Corona. Ketimbang warga Banyuwangi yang kena wabah Covid-19 dan meninggal, biar kami lebih dulu yang mati asalkan wabah ini tidak masuk menyerang Rakyat di Kabupaten Banyuwangi”, lontar Suha Rifai tanpa keraguan sedikitpun.

Sementara Anis Setiawan melalui media menyampaikan harapannya kepada seluruh masyarakat Banyuwangi untuk mematuhi himbauan Pemerintah dan berdoa di rumah masing. Dengan harapan semoga wabah Covid-19 cepat hilang dari bumi pertiwi, khususbya bumi Blambangan Banyuwangi. Sehingga seluruh masyarakat bisa beraktifitas kembali seperti biasanya dan ekonomi juga kembali normal.

“Bahkan kami selaku relawan, tidak henti hentinya memberikan pemahaman terhadap masyarakat, khususnya masyarakat Kecamatan Kalibaru tentang bahayanya virus ini. Kami juga mendatangi Masjid-Masjid terutama di desa terdekat, untuk memberikan imbauan kepada para masyarakat yang akan melakukan sholat taraweh jama’ah suapaya menjaga jarak minimal 1 sampai 1 setengah meter, dan pakai masker”, tutur Anis Setiawan sedikit landai.

Sedikit prihatin ketika awak media mendengar pengakuan Relawan bahwa mereka meskipun sebenarnya tidak pamrih itu. Mereka mengaku menerima diberi honor sebesar Rp. 75.000 (Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk dua orang.

“Semenjak berdirinya posko sampai 16 hari waktu itu kami tidak ada pamrih apapun, sampai saat ini. Dan kami berempat saat ini piket atau tugasnya di posko bergantian siff. Karena memang kami nawaitunya jadi Relawan, kami tetap bersyukur meskipun setiap siif/piket kami hanya menerima honor atau uang lelah sebesar Rp 75.000 (Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dibagi dua. Dibilang cukup ya gak cukup, tapi kami harus menerima dengan ihklas rejeki itu”, imbuh Moch. Sholeh.

Informasi terkini Jumat dini hari 08/05/2020 dari Relawan Posko Mudik Observasi Covid-19 Terpadu Perbatasan Banyuwangi – Jember di Timbangan Kecamatan Kalibaru. Menyampaikan  informasi bahwa pada waktu setempat menerima pemudik yang ngetren dengan sebutan Orang Dalam Resiko (ODR). Yaitu para Anak Buah Kapal (ABK) Pesiar dari Jakarta sekira berjumlah 28 orang.

Memang mereka dibekali Surat Kewaspadaan Kesehatan, tapi itu bukan jaminan bahwa mereka aman dari sebaran Virus Corona (Cobid-19). Karena catatan yang tercantum hanya tentang riwayat kesehatan tubuh bukan catatan informasi khusus tentang Covid-19. Melalui berita ini Relawan berharap kepada pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk dilakukan Rapit Tes terhadap Orang Dalam Resiko (ODR). Dengan alasan katanya potensi penyebaran Virus yang harus diwaspadai adalah oleh Orang Dalam Resiko (ODR) dan Orang Tanpa Gejala (OTG). Dan kepada para ABK Pesiar dari Jakarta Relawan mengimbau untuk segera melapor ke pihak RT, Kadus dan Desa setempat, dan ke pihak UGD Puskesmas setempat. (rh35).

Pos terkait