Gegara Tidak Pakai Masker, Wartawan Diusir, Camat Burneh Minta Maaf

BANGKALAN Kabaroposisi.net, – Salah satu Staf Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur, usir wartawan.

Kali ini dialami oleh salah satu wartawan saat sedang melakukan peliputan pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) dikantor setempat, senin (18/05) siang.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, semua warga yang hadir dalam agenda tersebut diwajibkan untuk menggunakan masker guna mencegah penularan wabah Virus Corona (Covid-19).

Namun pada agenda penyaluran BLT DD tersebut ada hal disayangkan yang dilakukan oleh salah satu staf Kecamatan Burneh dengan bersuara lantang sembari mengacungkan tangan dan menggunakan pengeras suara (Sound Sistem) dihadapan para warga yang hadir menyuruh keluar salah satu wartawan karena kedapatan tidak menggunakan masker.

“Mas tolong pakai masker, jika tidak pakai masker silahkan anda keluar, seharusnya anda memberikan contoh yang baik bagi masyarakat dengan menggunakan masker, kok malah mokong sampean mas,” kata dia dengan nada tinggi.

Syaiful Anam Kepala Biro Bangkalan Media Suaraindonesia-news.com menyayangkan atas sikap oknum staf tersebut, padahal dirinya dalam keadaan tidak sengaja tidak menggunakan masker dalam peliputan agenda pencairan BLT DD dikantor Kecamatan tersebut.

“Tegoran tadi itu bagus agar semua menggunakan masker ditengah pandemi wabah covid-19, namun sebagai pelayan masyarakat seharusnya tidak dilakukan dengan cara membentak didepan publik seperti tadi, karena selaku aparat pelayanan publik tentunya sudah mendapat pembinaan dalam memberikan pelayanan yang ramah pada masyarakat, apalagi dia menggunakan pengeras suara dan kata pengusiran, ini sangat merugikan bagi saya sebagai seorang Jurnalis yang sedang melakukan peliputan berita,” ungkap Anam yang juga merupakan ketua Perkumpulan Jurnalis Bangkalan (Pejalan).

Menanggapi hal itu, Camat Burneh Hosin Jamili mengakui bahwa pengusir wartawan yang sedang melakukan peliputan berita dikantornya merupakan salah satu pegawai di Kecamatan Burneh, dan dirinya mengakui cara dalam menegor dan memberi himbauan untuk menggunakan masker dari salah satu stafnya selaku pelayan publik kurang elok dilakukan.

“Saya atas nama camat dan staf saya minta maaf atas kejadian tadi, mungkin karena cape sehingga staf kami dalam memberikan tegoran bernada kasar, kami memang mewajibkan semua menggunakan masker untuk memutus penyebaran wabah covid-19,” ungkapnya. (Sul)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *