Demonstrasi itu dihadiri ratusan orang dari sejumlah ormas Islam yang menamakan diri Aliansi Nasional Anti-Komunis
Demonstrasi itu dihadiri ratusan orang dari sejumlah ormas Islam yang menamakan diri Aliansi Nasional Anti-Komunis.
Deddy mengecam keras pembakaran tersebut. Anggota DPR-RI dari Dapil Kalimantan Utara ini menegaskan, para pembakar bendera PDI Perjuangan itu sedang “bermain api”.
“Mereka yang membakar, bermain dengan api. Api hanya menghasilkan abu dan mungkin membakar tangan mu!” ujar Deddy.
Deddy pun mengungkapkan kisah sejarah, tatkala Bung Karno dijatuhkan oleh Soeharto dan dijadikan tahanan rumah.
Putri Bung Karno yang kemudian menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kala itu bertanya kepada Bung Karno.
” Bapak, kenapa tidak lawan? Loyalis Bapak kan banyak, rakyat dibelakang Bapak!” ujar Megawati sebagaimana dikutip Deddy.
Bung Karno menjawab:
“Hai anak kecil, kau tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku tidak mau negara yang aku bangun hancur karena perang saudara!” ujar Bung Karno.
Deddy pun memperkirakan, demikian juga respon Megawati terhadap pembakaran bendera PDI Perjuangan ini. Deddy mengatakan, Megawati akan teguh menempuh jalur hukum.
Sebab kalau kader-kader PDI Perjuangan dibiarkan meluapkan kemarahan, maka negeri ini akan robek berdarah-darah.
“Kantor PDI diserbu dan dibakar (jaman) Soeharto saja, jalan hukum yang dipilih. Apalagi cuma provokasi bayaran dengan bakar bendera, cemen!” tegas Deddy.
Adapun ormas yang tercatat ikut demonstrasi tersebut antara lain Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Mereka menuduh RUU HIP sebagai indikasi kebangkitan komunisme.
Padahal faktanya, RUU HIP diajukan untuk memperkuat Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Anehnya lagi, kelompok-kelompok ini selama ini sepakat dengan sistem Khilafah yang anti Pancasila, sebagaimana tecantum dalam AD/ART FPI.
Sumber : Gesuri.id