KABAROPOSISI.NET|Papua, _ Tak Beretika, Sri Rumbarar selaku Sekwil DPW Perempuan LSM Lumbung Informasi Rakyat Prov. Papua meminta gelar Duta Baca Papua MJY di Cabut oleh lembaga Terkait.
Pengguna Internet Indonesia pada 2020 mencapai 175,4 juta atau naik 17% dari 2019. Jumlah ini setara 64%, atau sudah lebih separuh penduduk Indonesia terakses dunia maya, banyak hal yang sifatnya positif dan negatif yang dapat ditimbulkan dari media sosial, banyak dari pesohor dunia dan indonesia maupun tokoh-tokoh politik juga menerima dampak tersebut, oleh sebab itu para pengguna media sosial perlu berhati-hati untuk mengunakannya dan secara bijak mengelolanya.
Sebab hal tersebut dapat menyebabkan konflik, misalnya kasus yang bernuansa Rasis di Surabaya yang menyebabkan kerusuhan di Papua dimana semua itu dapat menyebar melalui media sosial.
Sehingga bijak dalam menggunakan media sosial adalah cara yang baik untuk memangkas penyebaran hal-hal yang tidak berfaedah dan cenderung kontroversi disebabkan konten yang ditampilkan tersebut lebih bernuansa penghinaan pada suatu bagian atau lingkup tertentu.
Sri Wahyuni Rumbarar, S.Ked. menyampaikan pendapatnya kepada media ini bahwa dirinya dan perempuan lainnya merasa kecewa, merujuk pada polemik ugahan oknum pemuda di Kota Jayapura berinisial MJY pada akun media sosial facebook, seperti diketahui dalam ugahannya tersebut oknum berinisial MJY menimbulkan kemarahan Perempuan karena dianggap melecehkan martabat Gender tertentu pada kelompok ras tertentu.
Jika dikaitkan dengan prespektif sosial saat ini, mengutip unggahan MJY tersebut dimana yang bersangkutan menyebutkan, ”Kam Perempuan Tanah Itu Cantik Sedikit kah atau bagus sedikit tuh, kam bikin jual mahal sampe trajadi, sudah begitu baru semasa jayanya tuh “Kam Jadi Piala Bergilir” yang jika dikonotasikan oleh lingkungan sosial buruk atau suatu perilaku yang tidak berada dalam norma yang benar, dan ini benar-benar tak dapat diterima.
Wahyuni beranggapan bahwa yang bersangkutan menunjukan potret diri yang dangkal dan tak beretika, MJY menurut Uni Rumbarar sapaan akrabnya ini telah melecehkan martabat dirinya sebagai perempuan Papua apalagi konon MJY pernah dinobatkan sebagai Duta Baca Papua.
Wanita yang baru saja menyelesaikan pendidikan kedokteran di Universitas Cenderawasih ini dan juga menjabat sebagai Sekertaris Wilayah DPW Perempuan LSM Lumbung Informasi Rakyat Provinsis Papua tersbut menganggap MJ Yarisetouw sebagai duta baca asal Papua dan merupakan Intelektual muda asli Papua tidak sepantasnya membuat postingan yang melecehkan dan merendahkan harga diri kaum perempuan asli Papua.
Lanjut Sri Wahyuni, “Saya minta kepada Lembaga yang memberikan Gelar kepada dia sebagai duta baca untuk segera dicabut gelar duta baca provinsi Papua karena sikapnya sangat tidak layak.
Tidak memberikan contoh yang baik untuk masyarakat Papua. Berbicara tanpa menggunakan nalar yang baik. Sehina itu kah perempuan tanah yang identik dengan perempuan Papua??? padahal lahir dari rahim seorang perempuan Papua.
Laki- laki Papua yang seharusnya menjadi pelindung bagi kami kaum wanita khususnya saudarinya yang Hitam kulit Keriting rambut. Kalau bukan kamu laki-laki Papua terus siapa lagi yang harus membela kita???
Jika ingin memberi Nasehat kepada Perempuan Papua yang masih belia ada bahasa yang lebih sopan dan pantas. Anda berpendidikan tetapi tutur kata anda sangat tidak sejalan dengan pendidikan anda. Sangat disayangkan karena permohonan maaf yang diberikan di sosial media terkesan lebih kepada pembenaran diri tanpa adanya rasa penyesalan dan tetap terkesan angkuh dan sombong.
Dan juga menunjukan dirinya sebagai seseorang publik figur yang tak pantas dicontoh, jadi buat MJY kalau sampeyan punya persoalan pribadi terhadap apa yang kamu maksudkan, tolong diarahkan pada oknum yang menyebabkannya kecewa jangan pukul rata semua perempuan tanah Papua.
Stop bikin diri jadi mario teguh di Papua, kerja untuk rakyat, jangan cari muka dengan hal-hal yg memalukan diri sendiri, Tutup Yuni Perempuan Tanah Papua yang pernah meraih predikat “Putri Indonesia Papua Berbakat Tahun 2011 ini. (red)