Serangan Terhadap PDI Perjuangan di Bogor adalah Provokasi

KABAROPOSISI.NET|Jakarta, – Ketua DPN REPDEM (organisasi sayap PDI Perjuangan) Bidang Hubungan Luar Negeri, Ronas Pardianto menanggapi pelemparan bom molotov di markas PAC PDI Perjuangan Megamendung dan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat baru-baru ini.

Ronas menegaskan, barisan Banteng dikenal solid dan memiliki sejarah panjang dari sejak zaman Pra-Kemerdekaan saat masih sebagai Barisan Pelopor, sayap Militer Partai Nasional Indonesia (PNI) dalam mengangkat senjata melawan Belanda dan Jepang.

“Kemudian, Pasca-Kemerdekaan Barisan Pelopor ikut aktif melawan Inggris di Surabaya, Agresi Militer I & II melawan Belanda, serta saat Pemuda Demokrat Indonesia/Pemuda Marhaen ( Sayap Militan-Partai Nasional Indonesia ) bersama-sama TNI melawan Pemberontakan DI/TII, PKI dan seterusnya,” ujar Ronas.

Ronas melanjutkan, di masa Rezim Soeharto meski diinjak-injak, PDI pun tak beranjak. Meski dihambat, PDI terus merambat, hingga akhirnya digelar Kongres PDI ‘abal-abal’ versi Soeharto dan pecahnya peristiwa 27 Juli 1996 serta Reformasi 1998.

“Kini dua kali serangan terhadap PDI Perjuangan di Bogor terjadi. Perjalanan panjang banteng membentuk ketajaman hidung dan analisa kami, siapa sesungguhnya lawan yang harus dihantam dan yang mana hanya sekedar provokasi belaka,” ujar Ronas. 

“Sedangkan serangan bom molotov ke PDI Perjuangan di Bogor merupakan provokasi,” tambahnya.

Ronas pun menyinggung nama salah satu tokoh oposisi, Amien Rais. Setengah menyindir, Ronas meminta bantuan Amien untuk menganalisis siapa pelaku provokasi terhadap PDI Perjuangan tersebut..

“Pak Amien Rais ini Profesor Politik, dan saya menghormatinya. Oh ya, siapa kira-kira yang hendak memprovokasi banteng ya Prof ? Perlukah kami sowan tuk minta bantuan Prof ?” ujar Ronas.

Pos terkait