KABAROPOSISI.NET.| BANYUWANGI – Sebagai wujud rasa simpati kepada Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandou (82), seorang sosok pengangkat jenazah pahlawan revolusi yang sedang mengalami sakit terus diperhartikan.
Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Inf. Yuli Eko Purwanto, S.I.P sambangi serta memberikan penghargaan dari TNI Angkatan Darat (AD) kepada ‘aset negara’ sejarah kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965 di masa itu.
Pria yang merupakan anggota Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) itu sejak bulan Februari 2020 lalu terbaring di atas tempat tidur di rumahnya yang berada di Dusun Krajan, RT 01 RW 04, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
Kiprah Evert Julius Ven Kandou menjadi inspirasi bagi TNI. Khususnya TNI Angkatan Darat (AD) yang berterima kasih atas dedikasi Ven Kandau, bersama dengan para pengangkat jenazah dari Komando Angkatan Laut (KKO-AL).
“Beliau adalah bapak kami. Bapak dari TNI yang juga merupakan aset negara tentang kekejaman PKI pada zaman itu,” kata Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto kepada wartawan, Kamis (6/8/2020).
Letkol Inf. Yuli Eko Purwanto, S.I.P. sempat berkomunikasi dengan Ven Kandou. Dengan suara lemah, Ven Kandau mengucapkan terima kasih atas penghargaan dari TNI AD. Dandim Yuli juga memberi semangat kepada Ven Kandou, untuk kembali sehat dan kembali memberikan motivasi kepada prajurit TNI.
“Beliau selalu memberikan kami wejangan. Memberikan kami semangat dalam kinerja dan tugas kami. Kami belum apa-apa dibandingkan beliau. Kami masih butuh belajar dari beliau. Atas dasar ini lah kami memberikan penghargaan kepada bapak kami Ven Kandou dari Kodim 0825 yang termasuk dari TNI AD,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu keluarga Ven Kandou, Laksmarion Mol Kandou, (43) mengucapkan terima kasih atas penghargaan dari TNI AD. Atas penyematan aset negara terhadap Ven Kandou, dirinya mengaku keluarga sangat tersanjung, sebab pada saat sehat, Ven Kandau jarang bercerita bagaimana kiprahnya menjadi saat berdinas di KKO-AL.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dandim dan staf yang saat ini sudah menjenguk papa (Ven Kandou). Suatu penghargaan jika papa disebut sebagai aset negara. Kami pun sebenarnya tidak percaya karena papa jarang bercerita tentang kiprahnya saat menjadi KKO,” jelasnya.
Saat ini, kata Laksmarion, kondisi Ven Kandou masih menjalani terapi khusus untuk pengobatan saraf di punggung dan kaki. Terapi di lakukan salah satu rumah sakit di Banyuwangi.
“Masih terus terapi di rumah sakit. Yang dikeluhkan itu sakit di punggung dan kaki. Karena ada saraf yang terjepit dan terjadi pemgecilan saraf,” pungkasnya.
Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandou merupakan seorang purnawirawan yang telah berjasa bersama beberapa rekannya di KKO ditugaskan masuk kedalam sumur Lubang Buaya untuk mengambil jasad para Jenderal TNI pahlawan Revolusi. (ktb)