KABAROPOSISI.NET.| BANYUWANGI – Menyusul adanya Kampanye “Gerakan Jawa Timur Bermasker”, Ketua Cabang Persatuan Aparatur Pemerintah Seluruh Indonesia (PAPDESI) Kabupaten Banyuwangi Mura’i Ahmad, SE.,SH, dan Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (ASKAB) Anton Sujarwo, SE. Mengajak Kepala Desa memastikan warganya disiplin memakai masker Senin 10/08/2020.
Hal tersebut disampaikan menurut kedua pentolan baik Mura’i Ahmad yang juga selaku Kepala Desa Gumirih Kecamatan Singojuruh juga Anton Sujarwo Kepala Desa Aliyan Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi ini. Untuk sementara meminimalisir penularan Covid 19 lebih efektif disiplin memakai masker.
Mura’i Ahmad dalam penyampainnya kepada awak media mengatakan,
“Mendukung Gerakan Jawa Timur Bermasker, saya mengajak kepada rekan-rekan Kepala Desa lebih mendisiplinkan lagi warganya makai masker. Karena menurut saya yang paling efektif sementara ini untuk meminimaliris terjadinya penularan Virus Corona adalah bermasker. Saya pun tidak bisa membayangkan bagaimana resahnya warga di desa saya kalau ada salah satunya yang positif Covid. Karena sudah ada contoh satu wilayah yang karena ada warganya divonis positif Covid dari hasil rapid tesnya. Mendadak warga di lingkungan itu bingung dan resah, seolah terteror, bahkan lingkungannya jadi lengang seperti tak berpenghuni”, ujar Mura’i.
Tak hanya itu Mura’i sedikit singgung tentang rapid tes, menurutnya rapid tes bagus agar bisa mendeteksi secara dini pada seseorang reaktif virus dan tidaknya. Hanya saja menurut Mura’i Ahmad bisa juga hasil rapid tes reaktif jadi ancaman atau klaster baru bila tidak dilakukan karantina secara maksimal dan dalam pengawasan ketat.
“Rapid tes itu bagus untuk deteksi dini, tapi yaitu…kalau orang sudah dirapid tes dan dinyatakan reaktif tidak dikarantina secara maksimal bisa jadi ancaman atau klaster baru. Kenapa begitu..alasan saya kalau ternyata setelah beberapa hari hasil uji swabnya positif Covid, berarti semala orang ini menunggu hasil swab sudah berinteraksi baik dengan keluarga juga warga yang lain. Saya dengar katanya orang yang habis dirapid tes dan reaktif buat pernyataan bersedia lakukan karantina mandiri di rumahnya. Pertanyaannya siapa yang menjamin orang itu akan lakukan karantina mandiri sesuai protokol kesehatan kalau tidak dalam pengawasan ketat dari aparat setempat”, tambahnya.
Sementara Ketua ASKAB Anton Sujarwo tak jauh beda dalam penyampaiannya,
“Yang jelas penambahan kasus pasien positif di Banyuwangi yang terus merangkak naik mari kita jadikan acuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Oleh karena itu saya berharap dan mengajak kepada semua rekan Kepala Desa se Banyuwangi. Untuk tidak kendor terus mengedukasi warganya, bangkitkan kesadaran disiplin bermasker, sampaikan bahwa dengan disiplin bermasker selain ibadah menyelamatkan diri sendiri juga punya nilai manfaat ibadah telah menyelamatkan orang lain”, kata Kades muda energik dan selalu tampil rapi itu.
Anton menambahkan, “Memang sulit menyadarkan warga, tapi kami selaku Kepala Desa tetap akan semangat memberikan saran sampai betul-betul menyadari bahwa Virus Corona ini sangat bahaya. Kita berikan contoh-contoh kejadian dan resiko dampak ketika ada yang terpapar Covid 19 seperti apa. Tentu dalam hal ini dukungan dan kerjasama dari aparat setempat kami butuhkan terutama Gugus Tugas. Harapan saya selaku Ketua ASKAB semoga masyarakat di Banyuwangi juga rekan-rekan Kepala Desa berikut keluarganya selamat dari bahaya Covid 19”, imbuhnya.
Ketika ditanya kira-kira apa langkahnya baik Murai’i Ahmad juga Anton Sujarwo selaku Kades untuk memastikan warga di desanya sendiri disiplin bermasker. Jawabnya sama selalu koordinasi sama Kadus-Kadus, juga tokoh masyarakat untuk terus memantau, mengedukasi warga dan menegurnya bila ada yang kedapatan tak pakai masker saat beraktifitas. (r35).