Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Seperti yang diketahui dalam ajaran Islam memulyakan Anak Yatim adalah sunnah rosul (Nabi Muhammad Saw). Sebagaimana sering terdengar dari dakwah-dakwah tokoh agama/ulama Islam bahwa Rosulullah Saw sangat suka dan menyayangi Anak Yatim.
Tak hanya itu bahwa dengan memuliakan anak yatim, InsyaAllah akan diberikan keutamaan-keutamaan besar, antara lain dekat dengan Rasulullah di surga, melunakkan hati yang keras, terpenuhinya kebutuhan hidup, dan memperoleh perlindungan di hari kiamat.
Kades Mura’i Ahmad ketika dikonfirmasi meski sebenarnya sedikit berat hati terpaksa memberikan keterangannya kepada awak media.
“Saya belajar menyayangi Anak Yatim sejak di SMA dulu meski tidak seberapa nilainya. Dan alhamdulillah kebiasaan ini sampai sekarang saya lakukan. Kalau dulu ketika ada rejeki lebih meskipun sedikit saya antar ke rumah adik-adik yatim. Padahal sampean tahu sendiri ya beginilan keadaan saya, tapi ternyata Allah berikan jalan rejeki sehingga bisa istiqomah berbagi kepada adik-adik yatim. Dan saya yakin apa yang berikan di tiap hari Jumat ini memang haknya adik-adik ini yang Allah titipkan kepada saya”, ungkapnya.
Ketika ditanya apa sebenarnya yang menginspirasinya, sehingga bisa rutin memulyakan anak yatim bahkan di tiap malam Jumat legi ada kegiatan istigozah dengan ratusan orang jama’ahnya.
“Waduh…mendalam sekali pertanyaannya..Begini mas, yang pertama saya kunci dengan dulu dengan kalimat, bahwa yang saya lakukan ini, semua endingnya apa kata yang di atas sana (Allah). Dan inspirasinya lahir dari karena saya merasa banyak berlumuran dosa, berharap ridlo Allah jalani hidup sebagai Mura’i pribadi dan keluarga, juga selaku Kepala Desa jalankan amanah masyarakat”, ugkapnya.
Yang menarik keterangan Kades Mura’i Ahmad ini, menyampaikan kutipan salah satu hadis yang menurutnya semakin menguatkan dirinya. Untuk terus ingin memulyakan anak yatim dalam kesederhanaannya itu.
“Ada satu Hadis yang saya jadikan pegangan kuat atas apa yang lakukan ini yaitu Hadis Riwayat Ibnu Majah yang artinya seperyi ini, “Sebaik-baik rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk”. Hadis ini menurut saya jelas maknanya, kata sebaik-baiknya dan kata sejelek-jeleknya sebab akibat yang luas pengertiannya yang semuanya itu rahasia dan di tangan kuasa Allah Swt”, pungkas Kades Mura’i Ahmad. (r35).