Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Sebanyak 28 Ketua RT dan 12 Ketua RW se Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwagi, Provinsi Jawa Timur. Hari ini Kamis bertepatan dengan Hari Kartini 21 April 2022, diundanghaditkan oleh Pemerintah Desanya dalam rangka untuk menerima insentif. Untuk tahun ini para Ketua RT juga Ketua RW se Desa Singolatren terima insentif untuk selama pengabdian 4 bulan dengan nilai nominal Tp. 400.000,. (Empat Ratus Ribu Rupiah).
Kepala Desa Apandi di kesempatan tersebut setelah sapa penghormatannya kepada hadirin mengatakan bahwa semua Ketua RT dan RW sengaja diundanghadirkan ke pendopo desa hari ini untuk menerima insentif atas pengabdiaannya dan koordinasi sekaligus evaluasi kinerja. Terutama Kades Apandi menekankan soal bagaimana Desa Singolatren selama bulan Romadhon sampai pada hari H perayaan Idul Fitri nanti tetap damai, aman, tidak ada suatu masalah apapun yang bisa mengganggu kekhusu’an umat muslim melaksanakan ibadah puasa.
Berikut Kades Apandi sedikit evaluasi terkait dukungan Ketua RT dan RW pada penarikan Pajak Bumi Bangunan (PBB) di masing-masing Dusun. Pada moment ini Kades Apandi mulai melontarkan kalimat arahannya yang terdengar “ngeri-ngeri sedap”. Diawali dengan urai informasi “sedapnya” yaitu pujian dan support kepada Kepala Dusun yang dinilai sukses dalam mengoptimalkan pemasukan PBB di dusun masing-masing. Disebutnya Dusun Krajan, Wijenankidul, Pengastulan, Cermean, dan Blumbang.
“Berkat dari kerja kompak dan kerja keras dari para Kepala Dusun dan RT, RW nya 5 Kadus yang saya sebutkan tadi Desa Singolatren mampu bertahan di urutan pertama pemasukan pajaknya di tingkat Kecamatan. Saya harap dijaga dengan baik semangat dan kekompakan ini, ini termasuk ibadah karena hasil pajak untuk membangun yang hasilnya dinikmati masyarakat juga”, ungkapnya.
Namun setelahnya, penyampaian Kades Apandi terdengar “mengerikan”, yaitu setelah singgung capaian penarikan pajak PBB di Dusun Wijenan Lor dan Dusun Andong yang disebutnya oleh Kades Apandi tidak pernah sukses dan selalu berada di paling butud capaiannya. Lantaran hal itu Kades Apandi terpaksa lempar pertanyaan pada RT yang hadir terutama yang dari Dusun Wijenan Lor, pertanyakan sejauh mana kerjasama RT, RW dengan Kadusnya. Yang mana salah seorang RT mengatakan bahwa komunikasi Kadus dengan RT nya kurang komunikatif (Miskomunikasi). Tak pelak gegara pangakuan salah satu Ketua RT itu, ada lontaran kalimat worning untuk para RT, RW, dan Kadus.
” Mari kita niatai semua ini dengan ibadah, kalau ada RT, RW, yang tidak sanggup lagi membantu Pemerintah Desa melalui Dusunnya, lebih baik terus terang saja karena masih banyak yang mengantri mau jadi RT dan RW. Dan kepada Kepala Dusun yang memang benar-benar sudah tidak bisa dibina dan tidak konsekwen lagi melaksanakan tugas selaku Kepala Kewilayahan, suatu saat pasti akan ada tindakan dari saya”, tegas Apandi dengan tanpa sedikit keraguan.