KABAROPOSISI.NET|Banyuwangi, – Warga muslim Dusun Wijenan Kidul dan Dusun Wijenan Lor Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh Kaupaten Banyuwangi, sejak dahulu turun temurun budayakan anjangsana baca kitab Bersanji (Asrokol) setiap memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Budaya anjangsana ini sempat terhenti selama 2 tahun karena masa pandemi covid – 19, yang mana Pemerintah melarang ada kegiatan maayarkat yang mengundang kerumunan.
Kali ini Minggu 10/10/2022 warga Dusun Wijenan Kidul dan Dusun Wijenan Lor rajuk kembali kegiatan anjangsana Asrokol dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Ratusan warga Dusun Wijenan Lor diundang ke Masjid ngaji kitab Bersanji (Asrokol), dan sebagai bentuk ucapan terima kasih warga Dusun Wijenan Kidul bekali warga Dusun Wijenan Lor dengan ragam menu makanan dan jajanan plus kembang endog (Asahan istilah osing-nya).
Dalam budaya anjangsana Asrokol, yang jadi pemandu ngaji Kitab Berjanji atau yang lebih populer masyarakat sebut pembacaan Asrokol seperti biasa dipercayakan kepada tamu undangan dalam hal ini adalah warga Dusun Wijenan Lor. Usai pembacaan Asrokol sebagai syarat formalnya acara, disipkan penyampaian kata sambutan dari tuan rumah mewakili panitia juga masyarakat.
Karena Apandi Kepala Desa Singolatren juga diundang hadirkan, maka dimohon oleh pemandu acara untuk berkenan memberikan kata sambutan menyapa masyarakatnya.
Pada kesempatan tersebut Kades Apandi mengajak kepada masyarakatnya menjadikan kegiatan anjangsana Asrokol peringati Maulid Nabi untuk memperkuat akhuwah islamiyah, dengan mengambil ketauladanan dan sunnah Nabi Muhammad Saw.
Kata Kades Apandi, kita semua bisa berkumpul bersama-sama merayakan Maulid Nabi dengan segala kelengkapannya, hendaknya disadari bahwa itu adalah salah satu syafaat Nabi yang diberikan di dunia. Untuk mendapatkan syafaat Nabi di akhiratnya tentu sebagai umatnya menauladani perilaku dalam beribadah kepada Allah SWT.
Sekilas terdengar Kades Apandi singgung soal medsos yang semakin tidak terkendali kebebasan para nitizen dalam menyampaikan informasi baik positif ataupun sebaliknya.
Hanya Kades Apandi meminta kepada masyarakatnya untuk tidak mudah terprofokasi oleh isseu isseu yang mengancam keutuhan NKRI.
Apalagi informasi yang membanding bandingkan Nabi dengan Tokoh Tokoh di era era jauh sesudah masa kenabian.
Yang kemudian sedikit intermizo Kades Apandi gunakan istilah yang lagi ngetren dinyanyikan Varel “ojok dibanding bandingake”.
“Prilaku dan ketauladanan seorang Nabi jangan dibanding-bandingkan dengan prilaku atau ketauladanan manusia biasa seperti kita. Seorang Nabi adalah manusia pilihan Allah yang diberi keistimewaan khusus untuk memimpin ummat di dunia. Jangan karena sikap tidak suka pada ketokohan seseorang menyampaikan dengan cara-cara profokasi apalagi bermuatan politik, ini bahaya dan bisa memecah belah ummat”, tegas Kades Apandi.
H. Komari, S.Pdi mewakili masyarakat Dusun Wijenan Kidul sekaligus jajaran ketakmiran dan panitia, selain menyampaikan ucapan terima kasih kepasa semua pihak yang mendukung dan mensukseskan kegiatan dalam rangka memperingati Maulid Nabi. H. Komari berharap kegiatan peringatan Maulid Nabi tidak hanya jadi kegiatan seremonial yang setiap tahun diadakan namun tanpa ada perubahan pada perilaku terutama soal peningkatan ibadah kepada Allah Swt. Sama seperti pembicara sebelumnya, H. Komari mengajak masyarakat hendaknya moment peringatan Maulid Nabi jadi penyebab meningkatnya ibadah mencontoh sunnah Rosul (Nabi Muhammad SAW). (r35).