Ko. Puskesmas Singojuruh, Gunakan Daun Kelor Sebagai Solusi Cegah Stunting

Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Bak gayung bersambut, setelah luncurkan inovasi Gempita Ceting untuk optimalisasi pencegahan dan penanganan Stunting. Koordinator UPTD Puskesmas Singojuruh H. Ahmad Kundori, bersama timnya turun ke desa-desa lakukan penyuluhan kepada masyarakat melalui Kader PKK dan Kader Pos Yandu.

Hari ini Jumat 23/6/2023 H. Ahmad Kondori (Ko. UPTD Puskesmas Singojuruh) lakukan penyuluhan terkait Stunting di Desa Sumberbaru. Hadir dalam kegiatan tersebut Ir. Marsudi (Kades Sumber Baru), Ibu-Ibu PKK, Kader Pos Yandu, dan puluhan warga khususnya Ibu-Ibu hamil. Marsudi selaku Kepala Desa apresiasi dan mendukung program yang digagas oleh Puskesmas Singojuruh dibawah komando H. Ahmad Kundori. Kata Kades Marsudi, soal kesehatan terutama Stunting perlu dapat perhatian serius, karena dampaknya adalah pada tingkat SDM generasi bangsa yang akan datang.

Selaku Ko. Puskesmas Singojuruh, H. Ahmad Kundori sangat berterima kasih kepada Pemerintah Desa Sumberbaru yang telah mendukung program Pemerintah bidang kesehatan terutama Stunting. Yang mana Pemerintah Desa Sumberbaru telah menyisihkan sebagian anggaran desanya untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Balita.

Papar H. Kundori awali dengan mengatakan bahwa penurunan Stunting merupakan Program Pokok Nasional (PPN). Artinya menjadi salah satu persoalan negara yang prioritas untuk dituntaskan. Kenapa, karena demi mempersiapkan generasi penerus bangsa ke depan yang normal, sehat dan punya kemampuan SDM yang baik. Penurunan Stunting itu ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama pencegahan agar tidak terjadi Stunting, yang kedua penanganan /pengobatan pada penderita Stunting.

Dijelaskan bahwa Puskesmas Singojuruh dalam rangka pencegahan Stunting awali dengan melakukan Pemeriksaan pada Catin (Calon Pengantin). Diharapkan semua warga yang anak-anaknya akan menuju jenjang pernikahan untuk dilakukan pemerikasaan kesehatan dulu di Puskesmas. Di Puskesman selain dilakukan pemeriksaan kesehatan akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana merencanakan sebuah pasangan hidup yang sehat lahir batin terutama dijamin Cati sudah bebas dari HIV.

Berikut Puskesmas Singojuruh yang dinahkodai H. Kundori itu gencar jalankan inovasi Uberbumil yang fokus kegiatannya adalah pada ibu-ibu hamil. Dengan harapan semua peristiwa kehamilan terdeteksi secara dini. Baik dari sisi kesehatannya ibunya, kesehatan kehamilannya, asupan gizinya sehingga diketahui apakah ada resiko atau tidak dalam kehamilan ibu itu. Ada 4 T peristiwa kehamilan yang harus dihindari : 1. Terlalu tua, 2. Terlalu muda, 3. Terlalu dekat jarak kehamilannya, 4. Terlalu banyak mengalami kehamilan. Lanjut asa 3 T lagi yang perlu dihindari : 1. Terlalu gemuk, 2. Terlalu kurus, 3. Terlalu lama jarak kehamilannya.

Lanjut H. Ahmad Kundori selaku Koordinator UPTD Puskesmas Singojuruh sekilas informasikan inovasi terbarunya yaitu inovasi Gempita Ceting kepada para ibu-ibu PKK dan Kader Pos Yandu Desa Sumberbaru. Inovasi terbarunya (Gempita Ceting) diluncurkan untuk optimalisasi pencegahan dan penangan Stunting di wilayah Kecamatan Singojuruh. Dari beberapa macam kegiatan di dalamnya ada salah satu program pendukung yang sepertinya jadi perioritas, yaitu membudayakan masyarakat terutama ibu-ibu hamil dan balita untuk konsumsi “Daun Kelor”.

Demi sukses program yang kemudian disebutnya dengan istilah “Kelorisasi” itu, H. Ahmad Kundori mengaku akan kerjasama dengan Pemerintah Desa untuk menggerakkan warganya menanam tanaman Kelor dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur di sekitar rumah masing-masing. Selanjutnya terkait gizi, paparan disampaikan oleh ahli gizi Puskesmas Singojuruh dalam hal ini adalah Bidan Rufi. Yang mana pada bagian akhir dari pemaparannya, Bidan Rufi sengaja adakan simulasi kepada ibu-ibu PKK, Kader Pos Yandu, dan ibu-ibu hamil. Untuk memilih media gambar ragam menu makanan sehat yang paling disukai tapi sesuai dengan kebutuhan kondisi kehamilan dan bayinya. (r35).

Pos terkait