Kabaroposisi.net | Jombang – Pagelaran wayang kulit menjadi salah satu rangkaian Riyaya Undhuh – Undhuh Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Mojowarno dengan mengambil tema “Berkurang Namun Tidak Berkekurangan”.
Pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Eko Kondho Prisdianto dengan Lakon Wahyu Purbo Sejati, bintang tamu Sinden Lusi Brahman. Bertempat di Lapangan SMPK Mojowarno. Minggu (12/05/2024) malam.
Pj Bupati Jombang Sugiat ketika sambutan menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada keluarga besar Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, panitia, serta seluruh masyarakat yang hadir, khususnya yang telah memfasilitasi pagelaran wayang kulit. Dan merupakan bentuk kecintaan dan penghormatan terhadap seni budaya bangsa, khususnya wayang kulit. Wayang kulit bukan hanya sekedar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan warisan budaya yang kaya makna dan nilai – nilai luhur.
“Wayang kulit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat indonesia selama berabad-abad. Cerita – cerita wayang kulit tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran moral dan tuntunan hidup bagi kita semua. Nilai – nilai seperti kejujuran, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan yang terkandung dalam cerita wayang kulit, menjadi pedoman bagi kita untuk menjalani kehidupan dengan baik dan bermoral,” tuturnya.
Di era globalisasi saat ini, dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dapat menggerus nilai – nilai budaya bangsa. Pengaruh globalisasi dapat dilihat dari semakin banyaknya hiburan modern yang lebih menarik bagi generasi muda, seperti film, game, dan media sosial. Hal ini dapat menyebabkan generasi muda semakin jauh dari budaya bangsa, termasuk kesenian wayang kulit, imbuhnya.
“Oleh karena itu, saya berharap khususnya kepada generasi muda hendaknya dilengkapi dengan memfilter kecanggihan teknologi dengan bijak. Gunakanlah teknologi untuk hal – hal yang bermanfaat, seperti belajar, mencari informasi, dan berkomunikasi dengan positif serta meningkatkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan,” pesannya.
Selain itu, jangan menganggap kesenian tradisional wayang kulit itu sebagai kesenian kuno atau ndeso. Sudah banyak bangsa asing yang tertarik, bahkan mempelajari berbagai kebudayaan dan kesenian bangsa Indonesia. Harus disadari bahwa warisan luhur tersebut merupakan salah satu unsur pembentuk karakter bangsa. Karena pesan yang disampaikan pasti sarat dengan muatan moral, etika, budi pekerti bahkan agama.
Pemerintah Kabupaten Jombang sangat mendukung upaya – upaya yang dilakukan untuk melestarikan budaya bangsa. Sugiat berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar umat beragama, serta meningkatkan rasa cinta tanah air dan kebangsaan.
“Melalui pagelaran wayang kulit ini, diharapkan kebersamaan dan keharmonisan di bisa tetap terjaga dengan baik. Dengan begitu, keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) akan selalu terjaga dengan baik pula dan bisa menjadikan Jombang senantiasa kondusif,” pungkasnya.(tyas)