Di Era Modernisasi, Budaya Gotong Royong Tetap Lestari Di Sragi

Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Pada prinsifnya pembangunan dan perbaikan fasilitas umum di Desa tidak semuanya bisa terkafer oleh anggaran Pemerintah. Hal itu terjadi bisa jadi karena keterbatasan anggaran, atau mungkin sudah diusulkan nunggu giliran.

Oleh karena itu bila ada fasilitas umum di sebuah desa, yang karena urgensinya vital untuk aktiftas masyarakat. Kemudian secara swadaya atau gotong-royong masyarakat melakukan perbaikan. Itu hanya sekadar untuk agar bagaimana masyarakat dalam melakukan akftifitas keseharian lancar.

Bacaan Lainnya

Semisal di Desa Sragi Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Awak media dapati sebuah kehidupan masyarakat yang meski di era modernisasi, namun budaya gotong-royong tetap lestari. Terlebih didukung kepemimpinan sosok Kepala Desa berikut Perangkatnya yang peka terhadap kondisi lingkungan dan masyarakatnya.

Salah satu kegiatan gotong royong awak media dapati di Dusun Bongkoran Kepala Desa Sragi Hartono, SH beserta para Kepala Dusun (Kadus), RT, RW, tokoh Masyarakat dan Pemuda. Kerja bhakti (gotong royong) melakukan perbuatan saluran irigasi yang tersumbat. Dan tebangi beberapa pohon yang berpotensi ancam keselamatan masyarakat pada musim-musim tertentu.

Kegiatan yang sama dilakukan di Dusun Krajan dan Dusun Pertapan, perbaiki (meratakan dan urugan) pada jalan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU). Pasalnya, meski kondisional, pola hidup gotong royong di semua dusun Desa Sragi masih diutamakan.

“Alhamdulillah budaya hidup gotong-royong sejak dulu di Desa Sragi sampai sekarang masih terjaga mas. Se sibuk apapun warga bila ada woro-woro kerja bhakti ditunda kesibukan pribadinya, memilih hadir untuk ikut kerja bhakti. Begitu juga anak-anak muda kompak bergabung bersama kaum tua ikut kerja bhakti. Karena semua menyadari, bahwa yang kami lakukan adalah demi kepentingan bersama”, tutur salah satu tokoh masyarakat setempat.

Sebagaimana disampaikan oleh Yanto (Kaur Kesra Desa Sragi), bahwa kegiatan perbaikan pada jalan dan saluran irigasi dll dilakukan. Karena memang fasilitas dimaksut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mendukung aktifitas keseharian. Namun demikian, Pemerintah Desa tetap mengupayakan agar ke depan bisa terkafer anggaran. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *