Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Festival Padhang Ulanan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana dikutip dari beberapa sumber informasi, kegiatan tersebut diadakan sebagai wadah bagi siswa-siswi sekolah, untuk bisa menampilkan bakat seni yang dimilikinya. Kegiatan yang memberi ruang ekspresi seni yang ada pada siswa-siswi sekolah ini, berupa pertunjukan ragam seni.
Dalam rangka itu, Korwilker Satdik Kecamatan Singojuruh hari ini Sabtu 26/4/2025 adakan kegiatan “Padhang Ulanan”, angkat tema “Kawin Colongan”. Hadir dalam acara yang bertempat di Pendopo Kantor Kecamatan Singojuruh itu Kepala Sekolah SD, SMP, SMA/SMK se Kecamatan Singojuruh, Drs. Anas Sugiarto (Camat Singojuruh), Supriyadi (Korwilker Satdik Singojuruh), dan dari Dinas Pendidikan terlihat kehadiran Erpandi (Kasi) serta Drs. Sutikno, M.Pdi (Kabid SD). Turut mendukung kemeriahan acara grup seni daerah Jiwa Etnik Blambangan (JEB) dibawah asuhan Adlin Mustika.
Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sejenak dilakukan pemberian santunan kepada sejumlah anak Yatim oleh Camat Singojuruh dan yang lainnya.
Agus Suyono selaku panitia, melalui kesempatan tersebut, berharap mudah-mudahan kegiatan Festival Padhang Ulanan dapat memacu kreatifitas anak.
“Mudah-mudahan kegiatan Festival Padhang Ulanan ini, dapat memacu kreatifitas anak-anak kita di bidang seni. Dengan harapan ke depannya bisa tampil membawa nama baik Kabupaten Banyuwangi baik di kanca nasional maupum internasional”, harap dan tutupnya.
Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Drs. Sutikno, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan bahwa,
Tema Festival Padhang Ulanan di Kecamatan Singojuruh. Yang angkat tema Kawin Colongan, akan membawa dampak terhadap anak-anak. Terutama bagi anak-anak pelajar di semua jenjang, yakni bisa mengetahui adaya sebuah budaya, sebuah tradisi yang ada di masyarakat. Yang mungkin karena pengaruh tradisi milenial, banyak anak-anak muda sudah melupakan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat.
Kabid SD Sutikno, panjang lebar geber tentang sejarah bagaimana Festival Padhang Ulanan bisa terlaksana sampai sekarang. Harapannya kegiatan Festival Padhang Ulanan di dunia pendidikan akan memberikan dampak sosial, dampak pada pembentukan karakter yang menjadi prioritas kepentingan pendidikan dasar dan menengah. Yang tentu akan berpengaruh pada peningkatan prestasi anak-anak di bidang kebudayaan. Sutikno juga sampaikan bahwa di Kementerian Pendidikan dasar dan menengah terus berupaya peningkatan Indek Pengembangan Kebudayaan (IPK), seriring dengan peningkatan Indek Pengembangan Manusia (IPM).
Sebagaimana tema acara berjudul “Kawin Cologan”, Panitia sengaja menyampaikannya melalui sebuah tampilan Pragmen dan tari daerah yang berkaitan dengan alur ceritanya. Dari dialogh alur cerita dan adegan Pragmen,”Kawin Colongan” bila diartikan dalam bahasa Indonesia. Adalah sebuah cerita perkawinan yang mana seorang laki-laki dan seorang perempuan saling mencintai namun orang tua pihak perempuan tidak merestui. Sehingga untuk bisa melangsungkan hubungannya menuju pelaminan, pihak laki-laki ambil langkah membawa lari pihak perempuan yang akan dinikahinya. Apa yang dilakukan oleh pihak laki-laki tersebut, juga atas permintaan pihak perempuan untuk cari perhatian orang tuanya.
Setelah pihak perempuan dibawa lari ke rumah pihak laki-laki, maka pihak keluarga laki-laki kirim utusan datangi orang tua pihak perempuan. Utusan menyampaikan kabar bahwa anaknya dibawa pulang dan sedang berada di rumah pihak laki-laki. Utusan menyampaikan maksut baik saudranya yaitu untuk menikahi anak putrinya.
Mendengar kabar dari utusan keluarga pihak laki-laki, orang tua pihak permpuan sontak kaget. Terlebih anak perempuan sedang ada di rumah laki-laki yang tidak disukai berhubungan dengan putrinya. Namun setelah melewati perdebatan yang cukup alot dan akhirnya saling memahami. Maka meski berat hati orang tua pihak perempuan, karena kondisi tidak seperti yang diharapkan. Harus menerima kenyataan dan dibangunlah kesepakatan untuk melangsungkan perkawinan anaknya. (r35).