Kabaroposisi.net (Banyuwangi)
Nama Buyut “SARDAM” tidak asing lagi bagi warga Dusun Kumbo Desa Gumirih Kecamatan Singojuruh Banyuwangi. Warga Dusun Kumbo kenali nama Buyut “SARDAM” secara turun-temurun sebagai sesepuh yang pertama kali babat “Alas Kumbo”, dan dipercaya memiliki kesaktian luar biasa di masanya.
Di suatu kampung yang sekarang disebut dengan sebutan nama Dusun Kumbo Desa Gumirih itu mendirikan tempat tinggal yang seiring bergantinya masa sampailah rumah yang jadi tempat tinggal Buyut “SARDAM” kepada cicit-cicitnya beberapa generasi. Pada bangunan rumah Buyut “SARDAM” yang diperkirakan usia ratusan tahun itu. Ditemukan pada dinding-dinding kayu relief atau ukiran-ukiran yang diyakini adalah hasil karya Buyut “SARDAM” di masa hidupnya.
Sebutan “Griyo Alit Blambangan” menurut Kades Mura’i menjadi pantas karena memang rumah kecil milik Buyut “SARDAM” yang ratusan tahun itu berada di Dusun Kumbo Desa Gumirih Kabupaten Banyuwangi yang dahulu berjuluk tanah Blambangan.
“Tak ada yang bisa kami berikan membalas jasa Buyut Sardam yang kami katakan menjadi awal atau cikal bakal adanya kehidupan yang sampai sekarang kami nikmati bersama warga Desa Gumirih. Oleh karena itu kami bersama semua unsur tokoh sepakat rumah peninggalan Buyut Sardam di lestarikan, dan motif ukiran yang kami temukan pada dinding kayu. Kami abadikan sebagai karya Buyut Sardam melalui kerajinan membatik dan kami sebut batik motif Griyo Alit Blambangan. Dan motif batik Griyo Alit Blambangan ini kemudian kami hak patentkan sebagai motif batik khas Desa Gumirih”, ungkap Kades yang penuh inovasi itu Jumat 14/02/2020.
Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah Desa Gumirih bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyuwangi. Baik dari segi pelatihan-pelatihan peningkatan mutu maupun pemasarannya. Kades Mura’i sangat optimis kerajinan membatik di Desa Gumirih akan mampu tembus pasaran di tingkat Nasional bahkan Internasional nantinya. Untuk sementara kegiatan membatik masih oleh ibu-ibu PKK dan Kader Posyandu. (rh35).