Kabaroposisi.net (Banyuwangi)
Beberapa pekan lalu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Wahid Wahyudi mengadakan kunjungan kerja ke wilayah Tapal Kuda yang ditempatkan di Banyuwangi, tepatnya 19 – 20 Februari 2020. Kedatangannya membawa angin segar bagi para penelenyenggara pendidikan di level SMA, SMK dan PKLK.
Pidato awal dari mantan Kepala Dinas Perhubungan Prov. Jatim ini telah memberikan respon simpati para Kasek SMA Negeri se-Jatim dan SMK Negeri dari Wilayah Tapal Kuda yang hadir. Hadir pula pada momen itu Bupati Banyuwangi, H. Abdullah Azwar Anas, M.Si., Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur Prof. Muzaki dan pejabat lain di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Dr. H. Wahid Wahyudi, dalam kesempatan itu, menyampaikan banyak informasi dan materi pembinaan terhadap para kasek di lingkungan lembaga kewenangan beliau. Secara normatif ASN dengan jabatan tambahannya sudah jelas tupoksinya. Akan tetapi khususnya kasek yang diamanahi pemerintah mengelola pendidikan tidak boleh hanya menjalankan tugas ‘standar’ ASN. Kepala Dinas alumni ITS itu meminta semua kasek harus menjalankan tugas penuh semangat berdedikasi dan loyalitas tinggi terhadap tugas profesinya. Tidak cukup itu, kasek harus melakukan banyak inovasi, kreasi dan improvisasi yang produktif. Kasek jangan neko-neko”. Fokus pada tugas. Layanan terbaik bagi anak-anak peserta didiknya nomor satu, sergahnya.
Terkait dengan optimalisasi tugas layanan sebagai seorang pemimpin pendidikan, Dr. Wahid merencanakan mengevaluasi tentang tugas kepala sekolah yang jauh dari rumah tinggalnya. Sistem zonasi tidak hanya diberlakukan bagi siswa, juga akan diupayakan untuk guru dan kasek. Kami perlu waktu untuk itu, katanya. Ini program jangka pendek yang harus segera diwujudkan. Sementara kasek yang mendapatkan tugas jauh dari rumah tinggal dan meninggalkan keluarga untuk tetap semangat. Janji Kadisdik yang sudah kenyang asam garam di dunia birokrasi ini disambut gembira oleh para Kasek yang selama ini bertahun-tahun meninggalkan keluarga demi menjalankan tugas.
Di hadapan ratusan kasek SMA dalam agenda Rapat Kerja Kepala SMA Negeri se-Provinsi Jawa Timur di Hotel Aston Banyuwangi, ayah dari 6 orang itu, meminta masing-masing korwil kasek mulai wilayah barat, tengah, Madura dan wilayah timur menyampaikan beberapa kondisi masing-masing. Tentu curhatan para Kasek sesuai kenyataan yang dihadapi di lapang. Misalnya di SMA Negeri di Madura Kepulauan tentang masalah jaringan internet, lambatnya akses dan minimnya bantuan sarana pengembangan fisik. Di dampingi Sekdindik, Kabid Pembinaan SMA dan jajaran pejabat setingkat Kasi, dengan penuh kebapakan, Dr. Wahid menjawab masing-masing keluhan kasek dalam menjalankan tugasnya.
Komitmen Kadisdik enerjik ini, optimis Jawa Timur harus menjadi pelopor kemajuan pendidikan. Beliau mengajak kasek sebagai motor penggerak layanan pendidikan untuk nenantiasa proaktif, adaptasi dengan tuntutan perubahan. Kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tentang konsep ‘Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar’ serta program CETAR Gubernur Khofifah dipahami dan dioptimalkan praktik di lapang.
Selanjutnya untuk menjamin kenyaman dan ketenangan kerja kasek dalam menghadapi berbagai persoalan di lapang, beliau berjanji akan memberikan edaran khusus tentang upaya penggalangan dana lewat komite sekolah menjadi pungutan yang tidak perlu dipersoalkan legalitasnya. Kata beliau, kalau misalnya dana BOS dan BPOPP kurang memenuhi kebutuhan sekolah yang disusun dalam RKAS, maka kepala sekolah bisa bermitra dengan komite sekolah disilakan untuk melakukan penggalangan dana ke orang tua atau wali murid dengan syarat-syarat dan cara-cara yang ramah sosial, ramah ekonomi prinsip gotong-royong. Peserta didik dari keluarga kurang mampu secara ekonomi harus terbantu dan tidak boleh putus sekolah karenanya. Juga peserta didik yang berkebutuhan khusus harus mendapatkan layanan yang optimal dan proporsional. (rh35).