KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Balai Desa Singolatren Kamis Rabu malam 15/7/2020 berlangsung kegiatan yang diinisiasi Pengurus Cabang Nahdatul Ulama’ (PCNU) Kabupaten Banyuwangi bertajuk “Sobo Deso” PCNU Kabupaten Banyuwangi.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya diteruskan dengan Mars Nahdatul Ulama’ (NU).
Setelah prosesi pembukaan acara Pemantapan tentang Ke NU an oleh KH Abdul Gofar Najib. Diawali dengan menginformasikan kegiatan “Sobo Deso” Nahdatul Ulama (NU) di Indonesia yang ada hanya oleh PCNU Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan “Sobo Deso” dilaksanakan pada setiap Jumat, Sabtu, Minggu datang ke desa-desa se Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan “Sobo Deso” diadakan dalam rangka PCNU ingin bertemu langsung serap aspirasi warga nahdliyin. Karena memang Ahli sunnah waljama’ah di Indonesia diwadahi organisasi Nahdatul Ulama (NU).
“Kenapa PCNU keliling desa kepingin ketemu langsung denga warga NU…? Karena NU Cabang menyadari betul bahwa ujung tombak untuk melestarikan memperjuangkan dan mengembangkan Islam Ahli Sunnah Waljama’ah yang diwadahi NU adalah Kepala Desa dan perangkatnya sampai tingkat RT, para Guru ngaji, Patayat, dan Muslimat yang ada di desa-desa”, tegasnya. Disambung dengan mengatakan “Selama NU kuat di Indonesia maka akan selamat Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Ada yang menarik penyampaian KH Abdul Gofar dan secara nalar bisa diterima, yang mana dikatakannya bahwa penyangga Negara ada 4 (empat) huruf yaitu PBNU. Dijelaskan huruf P nya : Pancasila, huruf B nya : Bhineka Tunggal Ika, huruf N nya : Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan huruf U nya : Undang-Undang Dasar 45. Dan kebetulan huruf-huruf yang disebut berikut uraiannya itu adalah identik penyebutannya dengan sebutan Pengurus NU Pusay yaitu Pengurus Besar Nahdatul Ulama yang disingkat PBNU.
“Jadi NU tidak bisa dipisah dengan Indonesia, oleh karena itu NU wajib merawat dan menjaga negeri ini dari rongrongan orang-orang yang tidak suka kepada Pancasila dan kepada NKRI”, lontarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Kepala Desa Singolatren selaku yang berketempatan sebelum memberikan sambutan menyerahkan bantuan seragam batik kepada kelompok Ta’awunan Ranting NU Desa Singolatren. Dalam sambutannya Kades Apandi menekankan agar Pengurus NU khususnya yang ada di Desa Singolatren untuk berkolaborasi dengan semua unsur Pemerintahan Desa.
“Pertemuan dalam acara Sobo Deso oleh PCNU dilaksanakan di Desa kami, merupakan suatu kehormatan bagi kami. Artinya PCNU peduli dan perhatian terhadap kami selaku ummat. Pada kesempatan ini kami sampaikan atas nama Pemerintah Desa Singolatren membuka pintu lebar-lebar dan siap berkolaborasi dengan Pengurus NU Ranting Singolatren demi syiar Islam. Kami tidak ingin anak-anak kita generasi penerus hancur dan mengalami degradasi moral. Mari..jangan ada jarak antara kita, Ulama’ dan Umaro’ berjalan berdampingan menuju kehidupan yang lebih baik dan berkah”, ungkap Kades Apandi terkutip dalam sambutannya.
Pada acara inti adalah serap aspirasi yang dipandu langsung oleh PCNU Kabupaten Banyuwangi KH M. Ali Maki Zaini. Sebelumnya disela dengan penayangan selayang pandang kegiatan-kegiatan PCNU Kabupaten Banyuwangi. Mulai dari penyehatan organisasi, syiar, dan kegiatan kemanusian menanggulangi dampak bencana alam, budaya relegi serta kegiatan kemanusiaan lainnya sampai pada andil serta dalam upaya pencegahan virus corona (Covid-19).
Berikut KH M. Ali Maki Zaini PCNU Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa kegiatan “Sobo Deso” merupakan kerjasama antara PCNU dengan Pemerintah Desa.
“Kegiatan Sobo Deso ini merupakan kerjasama antara PCNU dengan Pemerintah Desa, oleh karena itu terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Kepala Desa dan semua perangkat-perangkatnya”, awalinya.
Sebelum meneruskan sambutannya Gus Maki absensi kehadiran pengurus Ranting, Ikatann Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU), Ansor, Patayat, Muslimat, Guru ngaji, dan Guru MI. Gus Maki menegaskan pada kesempatan tersebut.
“Saya sampaikan terima kasih juga kepada Ranting, IPNU, IPPNU, Patayat, Muslimat, terutama kepada para Guru-Guru ngaji, para Guru-Guru MI. Kenapa.., karena nasib NU tiga puluh tahun empat puluh tahun ke depan bergantung kepada anak-anak yang para Guru ngaji para Guru MI didik. Panjenengan sedoyo (semua) adalah unjung tombak dari NU”, supportnya.
Gus Maki juga meminta kepada semua pengurus NU yang ada di Desa Singolatren membantu keberlangsungan pendidikan Madrasah Ibtida’iyab (MI) yaitu supaya anak-anaknya disekolahkan di MI. Disampaikan pula bahwa PCNU memfasilitasi beasiswa anak-anak pengurus NU yang sekolah di lingkungan Ma’arif termasuk di IBRAHIMI dan STIKOM. Juga memberikan fasilitasi keringanan biaya warga NU yang dirawat di Rumah Sakit NU.
Acara semakin hidup ketika Gus Maki membuka dialog dengan hadirin membuka se luas luasnya untuk tanya jawab serap aspirasi. Pada siesen dialog keakraban terbangun, pertanyaan dan usulan-usulan terlontar dari beberapa hadirin. Semua pertanyaan direspon dijawab dengan baik dan usulan-usulan yang disampaikan dicarikan solusinya. (r35/ktb).