Kabaroposisi.net.|Banyuwangi –Keberadaan organisasi yang menamakan dirinya adalah Badan Pemantau Penyelenggara Pemerintahan Republik Indonesia (BP3RI). Yang berkantor Pusat di Desa Sragi Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
Keberadaannya tetap eksis bahkan keberadaan kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) BP3RI tersebar di beberapa wilayah di Nusantara. Organisasi yang sudah berbentuk Badan dan beranggotakan ratusan itu, kini kepakkan sayap organisasi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina BP3RI Sugeng Setiawan, SH yang sekarang juga berprofesi sebagai Advokat itu. Bahwa dirinya sedang mengunjungi DPW BP3RI yang ada di Sumatera Selatan.
“Benar mas, saya dan rekan-rekan sekarang sedang kunjungi DPW BP3RI yang ada di Sumatera Selatan. Saya mewakili semua rekan-rekan BP3RI se Indinesia sangat mengapresiasi pengurus DPW BP3RI yang ada di sini. Semangat juangnya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan negara sebagai lembaga kontrol luar biasa. Sehingga untuk memudahkan informasi dan tertib managemen administrasi lembaga, mendirikan sebuah kantor sendiri. Ini luar biasa sekali loyalitas dan kecintaannya kepada BP3RI”, tutur Sugeng Setiawan via selulernya Rabu 23/09/2020.
Sekilas diceritakan bahwa BP3RI mulai menancapkan bendera lembaga di Muara Enim sejak Nobember 2019. Artinya belum genap satu tahun BP3RI sudah banyak berperan kepada Pemerintah khususnya di Kabupaten Lahat Muara Enim. Sudah banyak pelaporan-pelaporan dalam rangka membantu penegakan hukum, dan menyampaikan informasi kepada Kejaksaan, Kepolisian, juga Pemerintah.
Sehingga, masih papar Sugeng, keberadaan BP3RI sangat diperhitungkan sangat disegani oleh para koruptor-koruptor uang negara itu. Namun demikian BP3RI yang ada di wilayah Sumatera Selatan tidak pernah melakukan atau memanfaatkan keadaan. Mereka terus berjuang tanpa imbalan apapun, dan karena semangat juang itulan mereka bisa mewujudkan sebuah kantor Sekertariat Dewan Pembina Wilayah Sumatera Selatan yang dikomandani oleh Ramli.
Lanjut dijelaskan bahwa yang bernama Ramli adalah mantan orang Pemda yang pernah menduduki jabatan sebagai Kasi Dispindukcapil dan Dispenda. Setelah pensiun ingin mengabdikan diri kepada masyarakat melalui BP3RI. Jadi apa yang mereka lakukan sampai bisa mewujudkan bangunan kantor dibangun sendiri, dibiayai sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Dikatakan pula bahwa banyak sekali anggota dari lembaga lain atau masyarakat yang ingin bergabung ke BP3RI. Tapi BP3RI tetap sesuai SOP untuk merekrut anggota supaya lebih selektif, tidak asal main comot.
Ketika dikonfirmasi soal sejauh mana selaku Ketua Dewan Pembina BP3RI, agar keberadaan BP3RI menjadi lembaga yang benar-benar bernilai manfaat baik untuk masyarakat juga negara. Sugeng Setiawan menyampaikan,
“Yang jelas saya selaku Dewan Pembina akan terus memberikan pembinaan kepada semua anggota BP3RI agar dalan tugasnya sebagai lembaga kontrol tetap ramah masyarakat dan profesional. Tidak menjadikan lembaga ini sebagai suatu kebanggaan yang tidak pada tempatnya, tapi jadilah berbanggalah bila dalam tugas-tugasnya di lapangan memberi manfaat kepada masyarakat juga pemerintah. Jangan mentang-mentang jadi anggota subuah lembaga kontrol kemudian bertindak seolah-olah kebal hukum, dan arogansi”, tambahnya.
Sementara Achmad Faisol selaku Ketua Umum BP3RI kepada media memberikan keterangannya.
“Harapan saya selaku Ketum, kepada semua anggota dan cabang-cabang BP3RI dimanapun berada. Saya mohon tetap menjaga profesionalitas di dalam tugas, idealitas dikedepankan. Sebab saya berharap lembaga bukan hanya sebagai fungsi penyeimbang tapi juga sebagai agent of sosial controul yang punya integritas tinggi. Berikut besar harapan saya agar lembaga BP3RI menjadi agen perubahan ( agent of change ) dimana idealisme menjadi sebuah syarat mutlak,” harap Achmad Faisol.
“Saya bangga BP3RI Sumsel bisa membangun kantor dan saya selaku Ketum sangat apresiatif. Saya akan lebih bangga juga kalau seluruh anggota se Indonesia juga semangat, ada kemauan untuk membangun sumberdaya manusianya sehingga kita kedepan betul-betul menjadi lembaga yang profesional, idealis dan tidak meninggalkan citra buruk serta betul-betul berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara ini,” paparnya.
Kepada seluruh anggota BP3RI saya menghimbau, “berbuatlah semampu kalian, agar hidup ini td selalu jadi penonton’, dan kepada BP3RI DPW Sumatra Selatan hanya satu kata salut”, ungkap Achmad Faisol yang juga jebolan Aktivis PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Periode 1988-1991 itu. (r35)