KABAROPPSISI.NET|Lamongan, – Pendidikan di Indonesia cukup tertantang dengan adanya pandemi covid-19. Pada era new normal (adaptasi baru), terdapat perubahan pola pembelajaran yaitu pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka menjadi pembelajaran daring maupun blended learning. Dalam hal ini, pendidikan dituntut untuk tetap terlaksana dengan baik dalam kondisi apapun. Oleh sebab itu, perlu dilakukan terobosan seperti inovasi pembelajaran Blended Learning melalui E-Learning berbasis Cloud Computing guna meningkatkan kualitas pembelajaran
Pemanfaatan media digital pada era new normal memiliki peran yang cukup vital. Penggunaan sarana elektronik dengan pemanfaatan internet dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dikenal dengan istilah E-Learning (electronic-learning). Melalui e-learning, peserta didik tidak lagi harus berada di dalam ruang kelas secara mutlak untuk mendengarkan materi pembelajaran, melaksanakan ujian, ataupun mengumpulkan tugas pembelajaran. Pada konteks ini, pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan kata lain, kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja selama dalam jaringan (online).
E-learning tidak dimaksudkan untuk mengganti secara total kegiatan belajar mengajar klasikal yang selama ini berlangsung. Akan tetapi, e-learning lebih difokuskan sebagai kegiatan belajar mengajar inovatif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar klasikal. Keberadaan e-learning saat ini merupakan keharusan dan mempunyai peran strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan kreativitas dan profesionalisme guru, sehingga pada akhirnya dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada peserta didik maupun masyarakat.
Pada 13 Agustus 2021, tim Pengabdian kepada Masyarakat UPN Veteran Jatim didukung Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang beranggotakan Dr. Endang Sholihatin, S.Pd., M.Pd., Dr.Drs. Gendut Sukarno (Dekan FISIP UPN), M.S., Arista Pratama, S.Kom., M.kom., dan beberapa dosen serta mahasiswa UPN Veteran Jatim lainnya bekerja sama dengan SMP Muhammadiyah 14 Paciran Lamongan menyelenggarakan pelatihan Inovasi Pembelajaran Blanded Learning melalui pemanfaatan E-Learning berbasis Cloud Computing kepada para guru dan siswa SMP Muhammadiyah 14 Paciran Lamongan. Kegiatan ini ditujukan agar sekolah yang berada di kompleks Pondok Pesantren Karangasem Paciran Kabupaten Lamongan tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan TIK yaitu dengan mengimplementasikan sistem pembelajaran e-learning di saat pandemi covid-19 atau pada era new normal.
Dr.Endang Sholihatin, S.Pd., M.Pd. selaku ketua dalam kegiatan ini mengungkapkan, bahwa “Target capaian program Pengabdian kepada Masyarakat UPN Veteran Jatim di Pondok Pesantren Karangasem, khususnya SMP Muhammadiyah 14 Paciran Lamongan melalui pelatihan E-Learning berbasis cloud computing adalah meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran e-learning pada masa pandemi covid-19.”
Masih menurut Dr.Endang Sholihatin, S.Pd., M.Pd., “inovasi blended learning merupakan konsep belajar hybrid yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada era new normal. Dengan begitu, pendidikan Indonesia tetap terus maju melalui inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan komunikasi.”
“E-Learning berbasis Cloud Computing memberikan manfaat bagi guru, di antaranya:
1) guru dapat melakukan penganeka-ragaman dan pengayaan materi pembelajaran termasuk melalui multi media (gambar, foto, animasi, audio, film dll.) sesuai keilmuan yang mutakhir;
2) mengefektifkan pemantauan belajar siswa;
3) sebagai satu indikator kegiatan belajar mengajar untuk monitoring dan evaluasi beban kinerja guru;
4) sebagai bentuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran interaktif; 5) sebagai sarana unjuk kompetensi dan profesionalisme guru yang tercantum dalam e-learning yang dapat diakses melalui Search Engine (Google, Yahoo, Bing, Exalead).
Berikutnya, manfaat E-Learning berbasis Cloud Computing bagi siswa di antaranya:
1) sebagai sarana komunikasi pembelajaran yang interaktif dan efektif antara siswa dan guru;
2) mengefisienkan pembelajaran yang tidak terikat ruang dan waktu;
3) membekali siswa dalam memanfaatkan TIK.” ungkap Dr. Endang Sholihatin, S.Pd., M.Pd yang juga merupakan saksi ahli bahasa Polda Jatim. (pra/119)