Kabaroposisi.net.|BANYUWANGI – Kejadian Banjir Bandang yang terjadi pada tahun 2018 sekira 6 tahun berlalu. Yang menimpa Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Ternyata menyisakan trauma yang mendalam di masyarakat Desa Alasmalang.
Kilas balik pada peristiwa mengerikan dan menyita perhatian secara nasional itu. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan terjadinya longsor pada anakan Gunung Raung yang oleh masyarakat setempat dikenali dengan sebutan nama Gunung Pendil.
Saat itulah warga Dusun Wonorokso, Karangasem, Bangunrejo, dan Dusun Garit, teriak histeris panik berhamburan. Karena air bercampur lumpur, bebatuan, dan sampah liar muntah dari Dam Garit. Menerobos masuk pemukiman warga dengan suara gemuruh menakutkan tanpa permisi.
“Semoga kejadaian banjir bandang tidak terjadi di tahun ini mas. Hujan setiap hari turun, kami dan warga yang lain khawatir. Setiap hujan turun perhatian kami tertuju pada Dam Garit. Kami pantau bersama karena tidak mau kecolongan lagi mas. Bahkan kalau hujan tidak reda terpaksa tahan rasa kantuk tidak berani istirahat”, ungkap RN warga setempat Rabu 18/12/2024.
Pasalnya menurut RN, trauma masyarakat Desa Alasmalang bisa terobati. Bila Jembatan Garit diperbaiki dan dilakukan normalisasi secara berkala pada Dam Garit. Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Desa Alasmalang H. Ahmad Munir.
“Benar yang disampaikan oleh warga itu mas. Kalau musim hujan seperti ini, warga memantau debet air di Dam Garit. Saya pun selaku Kepala Desa mewaspadai kondisi ini, agar tidak kecolongan seperti tahun 2018 dulu mas”, ujar Kades H. Abdul Munir, MBA.
H. Andul Munir, MBA menyampaikan harapannya kepada Pemerintah. Agar Jembatan Garit dirubah kontruksinya tanpa penyangga di tengah. Selain itu mohon secara berkala dilakukan normalisasi pada aliran sungai Badeng wabil khusus pada Dam Garit. (r35).