Kirab Budaya Bumi Angklung Desa Singojuruh, Berlangsung Meriah Dan Menghibur

Kabaroposisi.net | BANYUWANGI – Di jalur raya depan kantor Desa Singojuruh Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 14 Juni 2025. Berlangsung kegiatan Kirab Budaya. Kirab budaya digelar dalam rangka Pemerintah Desa Singojuruh penuhi syarat sebagai salah satu Desa Tematik. Sebagai indentitas desanya, Desa Singojuruh angkat kegiatan dengan sebutan nama “Bumi Angklung” dengan tema ” Ruwat Rawat Singomanjuruh”.

Hadir dalam acara tersebut mewakili Bupati Plt. Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Taufik Rohman, Dandim 0825 Banyuwangi diwakili Lettu Wailik (Pasi Log Dim 0825), Sekdin Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Choliqul Ridha, Anggota DPRD Dapil : 7 diantaranya Suwito (Fraksi Gerindra) dan Ratih Nur Hayati (Fraksi Nasdem), Budiharto (Ketua ASKAB), Camat Singojuruh Drs. Anas Sugiarto, Polsek dan Koramil Singojuruh, serta sejumlah toga/tomas setempat.

Bacaan Lainnya

Suharto Kepala Desa Singojuruh dalam sambutan penghormatannya, mengucap syukur meski anggaran terbatas masih bisa melaksanakan kegiatan Bumi Angklung di desanya. Kades Suharto mohon dukungan bagaimana kegiatan Bumi Angklung ke depan masuk ke Banyuwangi Festival. Suharto juga tidak segan-segan meminta tambahan anggaran agar kegiatan Bumi Angklug bisa terus dilaksanakan.

Selanjutnya Kades Suharto bahwa pada kegiatan Bumi Angklung kali ini, sengaja mengeksploure seni budaya dan peradaban yang ada di 9 Dusun di Desanya. Oleh karena itu Suharto dikesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Terutama kepada masyarakatnya yang disebutnya sangat antusias bahkan rela goceh rupiah pribadi demi terlaksananya kegiatan Bumi Angklung.

Plt. Kadispar Banyuwangi Taufik Rohman atas nama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, mengapresiasi kegiatan Bumi Angklung oleh Pemerintah Desa Singojuruh. Disarankan kepada Pemerintah Desa Singojuruh, untuk mendaftarkan kegiatan Bumi Angklung masuk ke Banyuwangi Festival. Karena kegiatan unsur-unsur budaya adalah kekayaan kita dalam rangka melestarikan dan mengembangkan. Apalagi seni Angklung sekarang sudah mulai berkurang peminatnya tidak seramai seperti beberapa tahun sebelumnya.

Pada intinya menurut Taufik Rohman, Pemerintah Desa Singojuruh sebagai desa Tematik mengangkat kegiatan Bumi Angklung sudah tepat sekali. Karena di Singojuruh banyak pelaku seni, atau Maestro-Maestro seni Angklung. Apalagi memang lahirnya kesenian Angklung dari Singojuruh. Kepada para pelaku seni di Singojuruh wabil khusus kepada Adlin Mustika pembina sanggar seni Jiwa Etnik Blambangan (JEB). Plt. Kadispar meminta agar seni Angklung digalakkan dan dikembangkan dengan membina anak-anak muda. Sehingga seni Angklung di Banyuwangi membumi seperti dulu sering ada warga hajatan tanggapan Angklung Caruk.

Pantauan kabaroposisi.net, acara Bumi Angklung berlangsung meriah dan spektakuker. Pemerintah Desa Singojuruh mampu menjawab kenapa klaim desanya sebagai Bumi Angklung. Sebagai bukti di Singojuruh adalah cikal bakal dan gudang pelaku seni Angklung. Dihadirkan para Maestro seni Angklung dari era tahun 60 an yang sekarang sudah usia lanjut antara 70 sampai 80 tahunan. Dan membuktikan bahwa seni Angklung di Singojuruh mulai berkembang dan masih lestari, bu-ibu PKK dan anak-anak muda, unjuk kebolehan memainkan alat seni tradisional Angklung.

Selain itu seperti yang disampaikan oleh Kades Suharto sebelumnya, bahwa warganya di 9 Dusun punya karakter berbeda-beda dipertontonkan. Yang mana dari masing-masing Dusun diberi kesempatan beratraksi dengan durasi waktu 5 menitan. Mereka pertontonkan ragam kebiasaan ritual adat seperti Ngosek Ponjen, Mudun Lemah, Sembur Utik, selametan Watu Dakon, Barikan, hingga soal adat bertani baik tradisional maupun moderen, dan lain sebagainya. (r35).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *