KABAROPOSISI.NET.|BANYUWANGI – Kali ke tiga Pasar Wit Witan beraktifitas, dikunjungi Wakil Pimpinan DPRD Banyuwangi dari Fraksi Demokrat Michael Edy Hariyanto, SH Minggu 19/7/2020.
Karena memang ketat penerapan protokol kesehatan di Pasar Wit Witan, Michael disambut dengan pistol tes suhu tubuh (thermo gun) cuci tangan. Menyambut kehadiran Anggota Dewan Camat Singojuruh Trisetia Supriyanto, S.STP.,M.Si, Kapolsek Singojuruh Iptu Abd. Rahman, Sekcam H. Anas, Kepala Desa Alasmalang Hadi Surigo, Kepala Puskesmas Singojuruh Supriyadi Bintoro, Pengurus Paguyuban Pasar Wit Witan, dan beberapa Staf Kecamatan Singojuruh.
Pantauan media di dalam area Pasar Wit Witan Michael keliling tinjau lapak-lapak yang ada. Dikonfirmasi Michael selaku salah satu Pimpinan di DPRD Banyuwangi menyampaikan.
“Saya sebagai wakil rakyat mewakili masyarakat memyampaikan ucapan terima kasih kepada Camat, Kapolsek, Kepala Desa, dan Pengurus Paguyuban Pasar Wit Witan. Bahwa Pasar Wit Witan ini sudah bisa beraktifitas kembali. Saya lihat walaupun dalam beberapa bulan ini libur, tapi ternyata antusias masyarakat pengunjung tidak surut dan bagus. Karena selain didukung oleh suasananya, juga penerapan protokol kesehatannya yang ketat membuat pengunjung nyaman dan aman. Memang ada sedikit kekurangan masalah jaga jarak, tapi masih bisa ditoleran petugas hadapi orang banyak dan itu tidak mudah. Paling tidak, saya lihat pengunjung disipilin pakai masker”, kata Michael.
Michael mengaku sangat mendukung, dan sebagai salah satu Pimpinan di DPRD berjanji akan mencarikan terobosan untuk membantu supaya Pasar Wit Witan maju dan berkembang.
“Ini adalah cikal bakal untuk menggerakkan ekonomi rakyat, berapa masyarakat yang tertolong ekonominya dengan adanya kegiatan ini. Tapi dengan sarat Pak Camat Pak Kapolsek dan Pak Kades, karena memang masa pandemik tolong dibantu di sini untuk tetap memperketat penerapan protokol kesehatannya”, ujarnya.
Michael juga mengatakan bahwa Pasar Wit Witan ini adalah salah satu di Banyuwangi yang bisa dikembangkan dan bisa jadi percontohan. Michael minta Pemerintah tidak hanya melihat dari segi hiburannya saja tapi harus dilihat dari segi manfaat ekonominya. Harapnya, Pasar Wit Witan tidak buka di hari Minggu saja dengan alasan karena terlihat di Pasar Wit Witan ekonomi rakyat bergerak bisa mengantarkan pada kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Namun Michael juga menekankan kepada pengelola Pasar Wit Witan untuk meningkatkan segi pelayanannya. Tidak hanya sekedar jual dapat untung, pelayanannya harus bagus agar pengunjung merasa nyaman juga aman berkunjung.
Ketika ditanya terobosan apa yang akan dilakukan untuk membuat Pasar Wit Witan maju dan berkembang. Michael mengaku akan koordinasikan dengan Pemerintah dalam hal ini BPKAD.
“Untuk ini akan saya gunakan kekuatan saya selaku salah satu pimpinan di DPR koordinasi dengan Pemerintah juga BPKAD. Apakah nanti melalui Jasmas yang akan saya berikan ke Pasar Wit Witan nanti. Dan kepada pengelola saya minta Pak Camat, Kepala Desa dan Paguyuban koordinasi apa saja kira-kira yang perlu saya bantu”, jawab Michael tanpa keraguan.
Sehubungan dengan kekhawatiran para pelapak Pasar Wit Witan ditutup apabila tidak mematuhi protokol kesehatan. Michael menanggapinya dengan santainya.
“Saya kira dan saya lihat di sini prinsipnya sudah menjalankan prosedur protokol kesehatan. Selama protokol kesehatannya dijalankan ya tidak segampang itu main tutup. Apalagi kegiatan ini bukan milik perorangan tapi milik masyarakat. Masalah jaga jarak hampir di kegiatan-kegiatan lainnya di Banyuwangi saya lihat sama saja. Di sini masih ada petugas yang gaungkan melalui pengeras suara selalu himbau pengunjung untuk jaga jarak itu sudah bagus. Ditambah ada petugas khusus yang menegur pengunjung bila melanggar protokol kesehatan ini usaha yang luar biasa”, pungkasnya.
Sementara Camat Singojuruh Trisetia mengimformasikan kepada media tentang laporan Staf Dinas Pariwisata.
“Secara keseluruhan di pasar Wi Witan sudah sesuai dengan standart SOP Covid 19. Cuma PR nya pengunjung masih berdempetan, tentunya sama dengan kegiatan-kegiatan yang lainnya. Karena itu semua dari tingkat kesadaran kita pribadi dan masyarakat Banyuwangi itu sendiri”, urainya. (r35/ktb).