Pemdes Gedebeg Adakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Bokashi Teknologi EM4 Sekaligus Pencanangan Penggunaan Pupuk Organik 

Kabaroposisi.net | Blora – Pemerintah desa Gedebeg kecamatan Ngawen kabupaten Blora ada pelatihan pembuatan pupuk organik dengan pemanfaatan limbah pertanian bersama kelompok tani desa Gedebeg pembuatan pupuk bokhasi dari bahan feses sapi dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan pupuk organik yang berkualitas, bisa benar benar dimanfaatkan petani, pelatihan digelar pada Senin 29/07/2024.

Pemberi pelatihan PPL Balai Penyuluh Pertanian, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan Ngawen, Abdul Muiz mengatakan bahwa menjadi pelopor penggiat organik memang berat tetapi harus dicoba.

Bacaan Lainnya

Muiz menjelaskan bahwa pupuk kandang yang diolah namanya bokashi. Selain itu ada kompos yang bahan bakunya adalah kotoran ternak.

“Waktu sekarang inilah saatnya membuat pupuk organik,” ujar Abdul Muiz.

Langkah langkah dalam persiapan dan pembuatan Bokashi pupuk kandang kotoran sapi mengunakan EM4 (Effective Microorganisms 4) mengandung Azotobacter sp., Lactobacilus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa, Bokashi pupuk kandang merupakan proses fermentasi dari pupuk kandang segar yang menggunakan pupuk kandang. Bahan yang digunakan dalam pembuatan bokashi pupuk kandang kotoran sapi antara lain:

Termometer, Timbangan, Sak/karung/kantong plastik Pupuk kandang sebanyak 80 kg. Arang sekam sebanyak 10 kg, air secukupnya. Dedak sebanyak 10 kg. Tetes tebu atau gula sebanyak dua sendok makan (100 ml). EM4 sebanyak dua sendok makan (100 ml)

LANGKAH KERJA

Pertama-tama membuat larutan dari EM4, tetes tebu/gula dan air dengan perbandingan 1 ml:1 ml:1 liter yang dilanjutkan pada dengan mencampur bahan pupuk kandang kotoran sapi, arang sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.

Kades Gedebeg, Sumarwan memantau pelatihan pembuatan pupuk bokashi

Kemudian Larutan EM 4 disiramkan menggunakan gembor secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Hasil adonan yang baik terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang(kandungan air sekitar 30%).

Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan terpal atau plastik tebal selama 7-14 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-60°C. Jika suhu bahan melebihi 60°C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.

Pengguna pupuk bokashi dapat setelah empat belas hari terpal atau plastik tebal dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk maka pembuatan bokashi gagal.Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik.

Sementara itu Kades Gedebeg, Sumarwan berkeinginan agar ilmu yang didapatkan dari pelatihan ini bisa dipraktekkan oleh kelompok tani di tempatnya masing-masing dan sekaligus pencanangan penggunaan pupuk organik.

“Harapan kami kepada warga masyarakat Gedebeg, agar pelatihan ini bisa bermanfaat, dipraktekkan di rumah masing-masing, agar tanah kita kembali subur, panen melimpah dan kesejahteraan petani meningkat,” ungkap Kades. ( GaS )

Pos terkait